Sports

.

Monday, April 10, 2017

Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Bangko, Warga Mesti Melakukan ini Untuk Bisa Beli



Warta Kota/Nur Ichsan
Ilustrasi: Pekerja sedang melakukan bongkar muat gas elpiji melon 3 kilogram di sebuah pangkalan di Jalan Tubagus Angke, Rt 08/10, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat (3/1). Sejak adanya kenaikan dan kelangkaan gas elpiji 12 kilogram non subsidi, kini kebanyakan penggunanya beralih menggunakan gas melon, sehingga gas milik rakyat kalangan bawah ini permintaannya meningkat dan terancam langka di pasaran. (warta kota/nur ichsan) 
BANGKO, fajarbangsa.co.id – Kelangkaan Gas elpiji 3 Kg dan tingginya harga di Kabupaten Merangin masih terjadi. Bahkan untuk mendapatkannya, warga harus membawa KTP ke pangkalan.
Persoalan tersebut dikeluhkan oleh warga setempat. Seperti yang disampaikan Herawani (40) ibu rumah tangga (IRT) yang tinggal di kelurahan Pematang Kandis Kota Bangko.
Dia mengatakan, harga gas elpiji 3 kg di Merangin dijual diatas HET. Semestinya harga normal Rp 16 ribu, namun banyak agen menjual dengan harga Rp 18 ribu per tabung.
Meski mahal sebutnya, warga tetap membelinya. Sebab gas tersebut sudah menjadi kebutuhan pokok warga.
“Tetap beli walau mahal. Untuk beli itu juga harus rebutan. Yang beli banyak, sementara barangnyo cuma sedikit,” ujarnya, Rabu (5/4).
Sementara itu pantauan di agen SPBU Pematang Kandis, pasokan gas 3 kg hanya sedikit. Sementara permintaan sangat banyak sehingga dalam waktu singkat langsung habis.
Petugas menjual dengan selektif. Dimana pembeli harus membawa copy KTP. Anggota PNS, TNI, dan polri tidak diberi kesempatan membelinya.
Kepala Dinas Koperindag Merangin, Junaidi mengatakan, HET gas 3 Kg masih tetap Rp 16 ribu. Usulan kenaikan menjadi Rp 18 ribu belum disetujui Gubernur Jambi.
Junaidi juga mengaku, sudah mendapat laporan tentang penjualan gas 3 kg di atas HET. Tindakan yang diambil adalah nenyurati pihak agen dan pangkalan nakal tersebut.

Sumber "Tribun"

No comments:
Write comments