Perbedaan itu adalah hal biasa.
Nasional, fajarbangsa.co.id – Ketua Umum
Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan, pertemuannya dengan
sejumlah tokoh nasional untuk menyamakan pandangan, terkait situasi
politik yang belakangan ini dihadapkan dengan isu perpecahan.
Menurut Prabowo, langkahnya mengundang sejumlah tokoh nasional, hanya ingin menegaskan bahwa rasa persatuan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah menjadi kewajiban seluruh masyarakat.
"Komitmen bahwa Bhinneka Tunggal Ika itu bagi kita adalah harga mati. NKRI harga mati. Tidak ada di antara kita berpikir tentang sektarianisme atau ingin memecah belah bangsa," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin, 10 April 2017.
Mantan danjen Kopassus itu menegaskan, perbedaan itu adalah hal biasa. Ia lantas mengaitkan hal itu dengan pemilihan kepala daerah yang seharusnya dilaksanakan tanpa saling menyerang, sehingga berdampak pada masyarakat. "Pergantian jabatan jangan dibikin tegang. Gonta-ganti hal yang biasa," kata Prabowo.
Dalam acara itu, hadir sejumlah tokoh. Mereka di antaranya Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, politikus senior Partai Amanat Nasional Amien Rais, mantan Panglima TNI yang juga politikus Partai Gerindra Djoko Santoso serta mantan menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Kwik Kian Gie.
Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, pelaksanaan pemungutan suara yang jatuh pada 19 April 2017 diharapkan jauh dari tindakan kecurangan yang dilakukan berbagai pihak.
Masyarakat, kata dia, harus menentukan calon pemimpinnya tanpa harus dibayangi rasa takut, karena adanya intimidasi oleh sekelompok masyarakat. "Karena itu untuk tidak mengeskalasi suasana ketegangan, kami berharap tanggal 19 April kita jalankan dengan sejujur-jujurnya, seadil-adilnya," ujarnya.
Dia menambahkan, "Tidak boleh ada kecurangan, tidak boleh ada money politic, tidak boleh ada intimidasi, tidak boleh ada penyebaran rasa takut."
Menurut Prabowo, langkahnya mengundang sejumlah tokoh nasional, hanya ingin menegaskan bahwa rasa persatuan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah menjadi kewajiban seluruh masyarakat.
"Komitmen bahwa Bhinneka Tunggal Ika itu bagi kita adalah harga mati. NKRI harga mati. Tidak ada di antara kita berpikir tentang sektarianisme atau ingin memecah belah bangsa," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin, 10 April 2017.
Mantan danjen Kopassus itu menegaskan, perbedaan itu adalah hal biasa. Ia lantas mengaitkan hal itu dengan pemilihan kepala daerah yang seharusnya dilaksanakan tanpa saling menyerang, sehingga berdampak pada masyarakat. "Pergantian jabatan jangan dibikin tegang. Gonta-ganti hal yang biasa," kata Prabowo.
Dalam acara itu, hadir sejumlah tokoh. Mereka di antaranya Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, politikus senior Partai Amanat Nasional Amien Rais, mantan Panglima TNI yang juga politikus Partai Gerindra Djoko Santoso serta mantan menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Kwik Kian Gie.
Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, pelaksanaan pemungutan suara yang jatuh pada 19 April 2017 diharapkan jauh dari tindakan kecurangan yang dilakukan berbagai pihak.
Masyarakat, kata dia, harus menentukan calon pemimpinnya tanpa harus dibayangi rasa takut, karena adanya intimidasi oleh sekelompok masyarakat. "Karena itu untuk tidak mengeskalasi suasana ketegangan, kami berharap tanggal 19 April kita jalankan dengan sejujur-jujurnya, seadil-adilnya," ujarnya.
Dia menambahkan, "Tidak boleh ada kecurangan, tidak boleh ada money politic, tidak boleh ada intimidasi, tidak boleh ada penyebaran rasa takut."
Sumber "VIVA.co.id"
No comments:
Write comments