Sports

.
Showing posts with label Politik NAS. Show all posts
Showing posts with label Politik NAS. Show all posts

Wednesday, February 19, 2025

Pelantikan Sejumlah Kepala Daerah di Istana Kepresidenan Jakarta

 

Fajarbangsa - Jakarta, Kamis (20/2/2025) – Sejumlah kepala daerah terpilih mengikuti upacara pelantikan yang berlangsung di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Dalam acara yang khidmat tersebut, Presiden Prabowo Subianto melantik sebanyak 961 kepala daerah yang terdiri dari berbagai tingkatan pemerintahan.


Pelantikan ini meliputi 33 gubernur dan 33 wakil gubernur, 363 bupati dan 362 wakil bupati, serta 85 wali kota dan 85 wakil wali kota dari seluruh Indonesia. Proses pelantikan berlangsung lancar dan disaksikan oleh sejumlah pejabat tinggi negara serta tamu undangan lainnya.

Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya mengungkapkan harapannya kepada para kepala daerah terpilih untuk dapat bekerja dengan baik dan membawa perubahan positif bagi daerah masing-masing. "Saya mengharapkan kepala daerah yang baru dilantik dapat mengemban amanah ini dengan penuh tanggung jawab dan integritas. Kita semua memiliki tugas besar untuk memajukan bangsa ini," ujarnya.


Para kepala daerah yang dilantik diharapkan dapat segera menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di daerah masing-masing. Selain itu, diingatkan pula agar selalu menjaga sinergi antara pemerintah pusat dan daerah demi tercapainya tujuan bersama.


Acara pelantikan ini juga diwarnai dengan prosesi penandatanganan pakta integritas oleh setiap kepala daerah sebagai bentuk komitmen mereka dalam menjalankan pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel.


Dengan pelantikan ini, diharapkan para kepala daerah yang baru dapat segera beradaptasi dan mulai bekerja untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada di depan. (Red)

Monday, February 3, 2025

Bambang Bayu Suseno Siap Dilantik Sebagai Bupati Muaro Jambi Pasca Putusan MK

 

Fajarbanhsa - Muaro Jambi, 4 Februari 2025 – Bambang Bayu Suseno menyatakan kesiapannya untuk dilantik sebagai Bupati Muaro Jambi setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa dari pasangan lawannya, Zuwanda-Sawaludin, pada hari ini. Pelantikan dijadwalkan akan segera dilakukan, namun lokasi pelantikan belum ditentukan. Pelantikan ini diharapkan akan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting serta masyarakat setempat.


Pasangan Bambang Bayu Suseno - Junaidi berhasil memenangkan Pilkada 2024 dengan meraih 73.434 suara, menjadikan mereka pemimpin baru di Kabupaten Muaro Jambi. Dalam sambutannya, Bambang menyatakan komitmennya untuk membawa perubahan positif bagi daerah tersebut.



"Saya berterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat Muaro Jambi. Saya dan Junaidi akan bekerja keras untuk mewujudkan program-program yang telah kami janjikan selama kampanye. Fokus utama kami adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki infrastruktur, dan mengembangkan potensi daerah," ujar Bambang Bayu Suseno dalam pidatonya.


Bambang juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan bekerja sama dalam membangun Muaro Jambi. "Kami tidak dapat bekerja sendiri. Dibutuhkan dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama," tambahnya.


Masyarakat Muaro Jambi menyambut pelantikan ini dengan penuh harapan. Mereka berharap kepemimpinan Bambang Bayu Suseno dapat membawa perubahan yang signifikan dan menjadikan Muaro Jambi lebih maju dan sejahtera.


Dalam perjalanan kariernya, Bambang Bayu Suseno dikenal sebagai sosok yang gigih dan berdedikasi. Sebelum terjun ke dunia politik, ia pernah menjalani berbagai profesi, termasuk menjadi penjual es dan sopir angkot. Pengalaman hidupnya yang beragam menjadikannya lebih memahami kebutuhan dan aspirasi masyarakat.


Pelantikan ini menandai awal baru bagi Kabupaten Muaro Jambi. Bambang Bayu Suseno dan Junaidi kini mengemban tanggung jawab besar untuk membawa daerah ini menuju masa depan yang lebih baik. (Red)

Monday, April 24, 2017

Menkum Yasonna: Semua Menteri Harus Siap Direshuffle

Yasonna menilai reshuffle diperlukan agar menteri bekerja maksimal.
 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H Laoly. (Chung)

Sunday, April 23, 2017

Anies Bicara Reshuffle dan Nyamuk Kecil ke Pilkada DKI

POLITIK
Terkena reshuffle jilid II, istana sempat tawari Anies jabatan lain.

Anies Baswedan saat akan Salat Jumat di Bukit Duri, Jumat (21/4/2017).


FAJARBANGSA.co.id – Calon Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan berbagi cerita pengalaman dirinya yang terkena reshuffle jilid II sampai diusung maju ke Pilkada DKI 2017. Dia menyampaikan hal ini kepada jemaah pondok pesantren Al-Itqon di Cengkareng, Jakarta Barat.
Anies mengaku saat diberhentikan sebagai Menteri Pendidikan, ketika itu ia ditelepon oleh 'atasan' dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepadanya.
"Tahu-tahu ditelepon sama atasan sudah cukup. Saya ditelepon habis Magrib. Waktu itu ramai reshuffle. Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, bilang ke saya sudah yah terima kasih. Habis itu, saya ditanya, mau jadi apa? Saya bilang tidak mau," ujar Anies, Senin, 24 April 2017.
Anies menekankan saat itu, memang dirinya tak mau jadi apa-apa jika memang terkena reshuffle. Alasannya, ia hanya bersedia jika negara membutuhkan. "Saya kembali ke rumah, nyantai sama anak istri, eh tahu-tahu nama saya muncul di survei, angkanya tinggi (sebagai calon gubernur DKI, red)," lanjut Anies.
Ia pun sempat heran saat namanya masuk survei bursa cagub DKI. Padahal, pasca terkena reshuffle, ia sama sekali tak pernah melakukan kampanye dan promosi apapun terkait Pilkada DKI.
"Idul Adha kemarin saya sampai tidak salat Ied, karena demam berdarah, dan saya harus pidato di New York, Amerika tanggal 23 September," tuturnya.
Karena terbaring di kasur rumah sakit, pria yang gemar menunggangi Vespa ini pun tidak dapat terbang ke New York. Saat terbaring di rumah sakit, Anies mengaku ditemui Ketua Umum DPP PPP, Romahumuziy atau Romi.
"Jadi Allah ngirim nyamuk kecil, dan ketika saya di rumah sakit masih pakai infus, saya ditanya sama ketua partai, PPP, Muhammad Romahurmuziy," katanya.
Saat itu, kata dia, Romi bertanya pada dirinya terkait kesiapan maju ke Pilkada DKI Jakarta sebagai calon gubernur. Jika maju, saat itu Anies akan diusung koalisi PKS dan Gerindra.
"Pak Anies siap enggak kalau jadi gubernur? Insya Allah siap. Dan yang nyalonin itu dari PKS dan Gerindra, coba bayangin itu kan partai yang tadinya mendukung pasangan sebelah. Artinya partai ini bukan berpolitik, tapi memang untuk bernegara," jelasnya.

Sumber"VIVA.co.id"
 

Wednesday, April 19, 2017

Media Asing Kaitkan Kekalahan Ahok dan Kemenangan Anies dengan Sentimen Agama

FAJARBANGSA.CO.ID, JAKARTA - Pemilihan Gubernur-Wagub DKI Jakarta yang menyebabkan tersingkirnya gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menjadi sorotan media asing arus utama.
Ahok dilihat sebagai tokoh fenomenal dan antikorupsi. Namun, Ahok menjadi pergunjingan luas tidak saja di Indonesia, tetapi di luar negeri, akibat sentimen agama dan etnis.
Kekalahan Ahok dan kemenangan Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, itu diartikulasikan dalam terminologi atau diksi yang dikaitkan dengan masalah agama dan ras oleh sejumlah media asing arus utama.
Media Arab berbasis di Doha, Qatar, Al Jazerra, menyebutkan, Ahok yang sedang “diadili karena penistaan” agama kalah dari Anies "setelah kampanye agama yang memecah belah”.
Dari hasil penghitungan cepat oleh 10 lembaga survei, “gubernur Kristen di ibu kota Jakarta” kalah telak setelah “kampanye yang dimulai dengan perbedaan agama dan rasial di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia itu,” demikian Al Jazeera, Rabu (19/4/2017).
Ahok sedang diadili karena kasus penistaan agama Islam, demikian media Arab tersebut.
Dalam beberapa bulan ini, “ratusan ribu warga Indonesia melakukan protes menentangnya di Jakarta, mencaci maki keturunan China itu, dan menuntutnya untuk dipenjara atau dibunuh,” kata media Arab itu.
Anies dilihat sebagai “seorang politisi Muslim berpendidikan tinggi, memanfaatkan serangan balik terhadap Ahok dengan mencari dukungan dari para ulama konservatif dan tokoh di radikal ‘pinggiran’ yang menentang pemilihan non-Muslim.”
Anies Baswedan disebut mendapat dukungan dari “elite politik dan bisnis yang kalah telak pada Pilpres 2014” dan yang mencari jalan untuk maju pada Pilpres 2019, demikian Al Jazeera.
Ian Wilson, ahli Indonesia dari Murdoch University di Australia barat, mengatakan, kemenangan Anies atau kelahan Ahok sebagai indikasi bahwa identitas digunakan sebagai “senjata politik”.
Pemberitaan dengan nada yang yang sama disampaikan harian New York Times (NYT).
Salah satu media arus utama AS itu menambahkan, Ahok kalah “dalam pertarungan sengit yang secara luas dipandang sebagai ujian toleransi agama dan etnis.”
Ahok telah mengaku kalah dan mengucapkan selamat kepada Anies. Ia meminta para pendukungnya untuk “melupakan semua hal yang terjadi selama kampanye” – merujuk kepada isu perbedaan agama sentimen rasial yang mewarnai kampanye.
Menurut para analis, Ahok sulit bangkit dari kerusakan yang dilakukan “kelompok-kelompok radikal yang menggunakan agama sebagai senjata politik, meskipun peraturan pemerintah puluhan tahun melarang cara seperti itu,” demikian media AS tersebut.
“Hal itu menunjukkan kepada saya bahwa kelompok radikal semakin mengakar di masyarakat, khususnya di daerah perkotaan,” demikian NYT mengutip salah satu pengamat di Indonesia.
NYT menambahkan, “Kekalahan Basuki akan semakin memberanikan kelompok-kelompok garis keras untuk memberikan tekanan lebih lanjut di Jakarta dan pemerintah pusat untuk mewujudkan agenda ultrakonservatif, yang meliputi pelembagaan hukum Islam dan melarang penjualan alkohol.”
Anies, yang keturunan Arab itu, oleh para pendukungnya “disebut gubernur ‘anak pribumi’ dan berjanji untuk menyelesaikan masalah ibu kota,” kata NYT. Anies juga mengatakan, “perjalanan kita masih panjang.”
Menurut NYT, Anies secara pribadi tidak langsung menyerang soal agama dan etnis Basuki, tapi “ia bertemu dengan para pemimpin Islam garis keras selama kampanye dan tur ke masjid-masjid”.
Sementara CNN menyebutkan, kelahanan Ahok “kemungkinan akan dilihat sebagai kemenangan bagi umat Islam konservatif di Indonesia, yang telah berkampanye keras terhadap gubernur Kristen etnis Tionghoa yang dikenal sebagai Ahok itu.”
Indonesia adalah negara yang paling padat penduduk Muslim-nya di dunia. Dari sekitar 263 juta jiwa penduduk Indonesia, sekitar 87 persen di antaranya adalah pemeluk Islam.

"Kami harus melupakan perbedaan. Kita semua sama," kata Ahoksetelah hasil pemilu awal menunjukkan ia tertinggal jauh dari Anies, tulis CNN.
Para analis, demikian CNN, mengatakan, “kelahanan Ahok akan mendorong penggunaan agama sebagai alat politik dalam pemilu di Indonesia.”
Majalah Times, kantor berita Associated Presse (AP) dan ABC NewsAustralia juga mengartikulasikan kelahanan Ahok dan kemenangan Anies dengan nada yang hampir sama.
“Baswedan telah menarik dukungan dari ulama konservatif yang menentang pemilihan non-Muslim,” demikian AP.
“Polarisasi masa kampanye telah merusak reputasi Indonesia yang menganut bentuk Islam moderat,” tulis AP lagi.
Meski demikian, Anies telah mengajak warga Jakarta untuk bersatu dan bersama-sama membangun Jakarta, tak lagi menonjolkan perbedaan.
"Bagi kami, perjalanan masih panjang, usaha kami tidak hanya memenangkan pemilu tapi tujuan utama kami adalah untuk menciptakan kembali keadilan sosial bagi warga Jakarta," kata Anies seperti dirilis ABC News.


Tuesday, April 11, 2017

Amien Rais: Jika Ahok Curang, Akan Ada Gerakan Massa

Akan ada gerakan rekonstruksi, gerakan-gerakan koreksi.
 Politikus PAN, Amien Rais.
Nasional, fajarbangsa.co.id – Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional, Amien Rais, memprediksi, jika dalam pelaksanaan Pilkada DKI terjadi kecurangan, ada potensi gerakan massa turun ke jalan.
Hal itu ia ditujukan kepada calon gubernur dan wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat beserta tim pemenangannya.
"Kalau sampai Ahok menang karena curang, saya kira akan ada gerakan rekonstruksi. Gerakan-gerakan koreksi. Bentuknya seperti apa, saya tidak tahu," kata Amien saat menghadiri pertemuan di kediaman Prabowo Subianto, Jakarta Selatan, Senin 10 April 2017.
Mantan ketua MPR itu menjelaskan, acara di kediaman Prabowo hanya pertemuan antarpartai koalisi dan tokoh-tokoh nasional yang menjadi bagian pendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Dia mengatakan, para tokoh tersebut akhirnya menyepakati untuk melawan tindakan kecurangan, agar pelaksanaan pesta demokrasi itu berjalan jujur dan adil.
Amien melanjutkan, indikasi kecurangan itu sudah muncul ke permukaan, yakni melakukan politik uang, untuk memengaruhi pilihan masyarakat di pilkada. "Jelas sekali (dugaan kecurangan), terutama uang," kata Amien.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, mantan Panglima TNI Djoko Santoso, mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Kwik Kian Gie, serta mantan Komisioner KPK Busyro Muqodas.